Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai
keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang,
mengandung nilai-nilai subyektif Oleh sebab itu kualitas rasa seni
seseorang pasti berbeda pula.Dalam menghasilkan karya visual desain
grafis yang menarik dan bernilai seni, pemahaman terhadap elemen-elemen
atau unsur-unsur dasar desain grafis adalah wajib.
Eelemen-elemen atau unsur-unsur dasar desain grafis adalah sebagai berikut :
GARIS
Garis dalam desain grafis dibagi menjadi 4, yaitu: vertikal, horisontal,
diagonal, dan kurva. Dalam pekerjaan desain grafis, garis digunakan
untuk memisahkan posisi antara elemen grafis lainnya di dalam halaman.
Selain itu bisa digunakan sebagai penunjuk bagian-bagian tertentu dengan
tujuan sebagai penjelas kepada pembaca.
Dalam konteks tabloid misalnya kita bisa menggunakan garis untuk
memisahkan nama rubrik dengan berita. Dalam sebuah diagram mengenai
Tuhan sebagai Alpha dan Omega dan proses menuju itu misalnya, kita bisa
memberikan garis yang menunjukkan arah bagaimana proses itu terjadi dan
sebagai pedoman mengarahkan gerakan mata.
Garis juga digunakan sebagai pemisah antara dua bagian publikasi yang
berbeda atau memberikan penekanan. Seperti yang terlihat di bawah ini
garis horisontal diterapkan memisahkan informasi dalam iklan sebuah
buku. Di bagian atas garis adalah informasi buku. Sedangkan di bawahnya
adalah informasi mengenai penulis.
Demikian halnya dengan garis yang memisahkan antara periode terbit sebuah tabloid dengan berita-berita di bawahnya.
HURUF/FONT
Jenis huruf, tentu saja, ada di sekitar kita. Dalam desain grafis,
tujuannya adalah untuk tidak hanya menempatkan teks saja pada artwork,
tetapi lebih untuk memahami dan menggunakannya secara efektif untuk
komunikasi. Pilihan font (tipografi), ukuran, alignment, warna, dan
jarak semua ikut bermain. Jenis huruf dapat diambil lebih lanjut dengan
menggunakannya untuk menciptakan bentuk dan gambar.
BENTUK/SHAPE
Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah
kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau
oleh gelap terang pada arsiran atau karenanya adanya tekstur. Bentuk
bisa berupa wujud alam (figur), yang tidak sama sekali menyerupai wujud
alam (non figur). Bentuk memiliki perubahan wujud berupa stilisasi,
distorsi, dan transformasi. Makna ini dikonstruksi dalam grafis dua
dimensi. Lazim juga disebut area. Sedangkan dalam grafis 3 dimensi
bentuk disamaartikan dengan massa.
RUANG/SPACE
Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman sehingga terasa
jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra penglihatan.
Elemen ini dalam praktik desain grafis koran misalnya digunakan sebagai
elemen ruang bernafas bagi mata pembaca. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terlalu lelah membaca teks yang terlalu panjang.
Ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran. Selain
itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi. Hal ini diistilahkan
dengan white space (ruang kosong). Ruang kosong berarti ketidakberadaan
teks ataupun gambar. Benarbenar kosong, dan bukan berarti tempat yang
terbuang dan sia-sia, bukan sama sekali. Ruang kosong itu adalah bahasa
tersendiri dari desain yang Anda buat.
TEKSTUR
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan
(material), yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk
mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata ataupun semu. Misalnya
kesan tekstur kayu, bulu atau gelas.
Sedangkan menurut Kusmiati dalam “Teori Dasar Desain Komunikasi Visual”,
tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari permukaan suatu bahan
(material), seperti kasar, mengkilap, pudar, kusam, yang dapat
diterapkan secara kontras, dan serasi.
WARNA
Jikalau Anda ditanya apa saja yang membedakan antara jeruk nipis dan
jeruk bali, apa jawaban Anda? Secara fisik barangkali Anda menjawab
jeruk nipis lebih kecil daripada jeruk bali. Dan kemungkinan kedua
jawaban Anda adalah jeruk nipis yang sedang Anda pegang berwarna hijau
dan jeruk bali berwarna kuning. Nah, dari sini dipahami warna sebenarnya
merepresentasikan mana yang jeruk nipis dan jeruk bali secara fisik
yang dilihat oleh mata. Walaupun sesungguhnya ada jeruk nipis yang
berwarna kuning dan sebaliknya, maknanya sama saja.
Lalu mengapa warna sebuah obyek bisa dilihat oleh mata kita? Warna
sebuah obyek ditentukan bagaimana cahaya yang jatuh pada obyek dan
dipantulkan ke mata kita. Sebab cahaya memiliki spektrum (rangkaian
sistematis) warna, dan spektrum warna tersebutlah yang membantu manusia
mengenali warna. Spektrum warna secara fisika direpresentasikan dengan
cahaya putih, semisal dari matahari atau bola lampu. Sebab warna-warna
yang dikandungnya dikeluarkan seimbang. Sedangkan jika warna-warna yang
dikeluarkan tidak seimbang kita akan melihat warna lain selain putih.
Oleh sebab itulah obyek jeruk nipis terlihat hijau karena ia memantulkan
cahaya hijau.
Panjang gelombang/spektrum warna berikut ini merepresentasikan
warna-warna yang dihasilkan cahaya putih. Warna yang bisa dilihat oleh
mata manusia adalah warna dalam rentang 400 nm hingga 700 nm. Sedangkan
di atas 700 nm adalah sinar infra merah. Sedangkan di bawah 400 nm
adalah sinar ultra violet, sinarX dan sinar Gamma.
Warna ditimbulkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang direfleksikan atau
dipancarkan oleh obyek. Pada saat kita melihat warna, sebenarnya kita
melihat gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek
yang kita lihat. (Wartmann, 2004).
Sama seperti bentuk, warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat
mendalam. Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan
panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu dan tidak
semangat. Kombinasi antar warna memberikan kesan visual yang bervariasi
yang tentu saja berdampak pada kerja desain grafis Anda. Seperti jelas
pakar desain grafis David Dabner dalam Design and Layout: Understanding
and Using Graphics, warna yang Anda pilih menimbulkan efek yang luar
biasa pada kesan desain dan cara orang meresponnya (feedback).
Sedangkan sebuah obyek terlihat bersinar karena memantulkan cahaya ke
mata. Obyek akan terlihat transparan karena cahaya menembus
permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dan dipantulkan kembali ke
permukaan.
Menurut Russel dan Verrill (1986) dalam Permana, warna khususnya dalam produk visual iklan dapat digunakan demi beberapa alasan, yaitu:
Warna merupakan alat untuk dapat menarik perhatian.
Beberapa produk akan menjadi lebih realistis, jika ditampilkan dengan menggunakan warna.
Dapat memperlihatkan atau memberikan suatu penekanan pada elemen tertentu di dalam karya desain
Warna dapat memperlihatkan suatu kesan tertentu yang menunjukkan akan adanya kesan psikologis tersendiri.
Sedangkan menurut Walker (1980) dalam Widodo penggunaan warna didasarkan pada alasan sebagai berikut :
Penekanan diterapkan untuk kata, bagin kata atau unsur-unsur lainnya agar lebih tampil menyolok.
Kontras dengan latar belakang yang kontras diharapkan naskah akan menjadi lebih mudah dibaca.
Identifikasi warna-warna khusus sering dipakai untuk identifikasi sebuah logo.
Penampilan halaman yang berwarna tentunya menjadi lebih menarik dibandingkan hitam putih
Efek untuk menampilkan efek visual dari obyek atau dengan lainnya.
Pada dasarnya warna secara kualitas digolongkan menjadi 3, yaitu:
- HUE berarti nama dasar dari warna itu sendiri: merah, kuning, hijau.
- SATURATION adalah kadar (intensitas) kecemerlangan warna dari sebuah hue. Misalnya sebutan merah tua, sebenarnya dihasilkan dari pencampuran warna merah asli dengan warna hitam.
- LIGHTNESS adalah tingkat gelap-terang warna. Merah akan mejadi merah pink jika ditambah tingkat terangnya/warna putih.
Sumber; Dari berbagai sumber tidak diolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar